Namanya Indah, dan memang indah
Tingginya kurang lebih 165-an, badannya ramping, rambutnya pendek, Kulitnya putih. Sekilas dari jauh Cuma itu yang kelihatan darinya. Senyumnya manis, dengan lipstick merah menyapa siapa saja yang di dekatnya. “Mbak” aku Cuma mengatakan itu ketika ia mondar mandir agak jauh di depanku. Ia mendatangiku. O ternyata namanya ‘Indah’. Aku membaca di papan nama yang ditempelkan di dada sebelah kanan. Aku tak mau lama-lama membaca nama itu, nanti dikira porno. “menunya mbak” masih belum berkata-kata ia hanya tersenyum sambil meletakkan kertas menu di atas meja. Ia segera hilang, Setelah menemukan menu Kesukaanku. Ku tulis dan selesai. Kulihat sekeliling, para waiters sangat jauh jaraknya dari mejaku, tidak mungkin aku berteriak, aku tunggu saja salah satunya mendekat, tak disangka ternyata yang muncul ke depanku tanpa kupanggil indah tadi. “mie goreng sapi satu, lemonade nya satu” ia mencoret-coret kertas menu yang dipegangnya tadi. Tak lama kemudian “semuanya jadi 35 ribu bang ”