Field School 2013 (ceritanya ndak begini) Bagian I
gambar peserta Field School 2013 |
Hari itu hari minggu tanggal 23 juni 2013, sekitar pukul 10,
kami berangkat menuju kawasan percandian muaro jambi. Kami naik mobil angkot jurusan
sipin yang disewa kampus. Dari kampus jumlah kami 15 orang. Namun yang ikut
naik mobil hanya beberapa orang termasuk aku. Selebihnya naik motor. Setibanya
di kawasan candi. Kami berhenti ditempat parkiran. Hal pertama yang kuingat
tentu menyelamatkan tas pakaian. Kacau juga jika tasku kebawa angkot ke jambi
lagi. Aku lihat sekeliling. Seperti biasanya, karena hari itu hari libur, ya
ramai dengan beberapa mobil yang parkir.
Ah, sudahlah ndak usah cerita yang itu. Langsung saja..
Aku akan memulainya ketika aku mulai menginjakkan kaki di
rumah yang kutiduri selama kegiatan ini berlangsung. Sebelumnya aku berfikir,
jika di acara field school nanti aku akan ditempatkan dirumah warga yang kecil,
wc tak ada, susah signal, satu rumah untuk 5 peserta, tidur sempit-sempitan, pengab,
banyak nyamuk, banyak tikus, ya kalo banyak menghayal begini jadinya. Eh,
ternyata tidak. Rumah yang dipakai aku dan teman-temanku menginap ternyata
lumayan ada wc nya, lumayan ada nyamuknya, lumayan ada signalnya. Ya,
lumayanlah. nah masalah signal ini merupakan masalah vital yang bisa mengganggu
alat vital jika tak terpenuhi, signal dalam hal ini tak melulu signal yang
nongol di HP tapi juga berkaitan dengan Brew
(baca: wanita) yang ada disekitarku. Ini penting karena sejak pertama nyampe
dirumah yang dipakai menginap dan melihat kerumunan wanita-wanita berjilbab
ber-almamater biru, signalku langsung penuh, dan alat vitalku juga langsung
merespon, jantung maksudku, deg-deg ser jadinya. Loh, kok jadi ngomongin brew,
ya tapi ini kan tetap saja penting bagi pria-pria yang sudah mapan. Mapan punya
pacar dan mapan jomblonya. Dari kerumunan anak-anak berjilbab tadi ada lah satu
dua orang yang mendongkrak signal alat vitalku. Tak perlu lah aku sebut namanya
disini. Cukup deh masalah signal dan brew.
Didalam rumah peserta field school di absen dengan panitia.
dari mana mau kemana, dengan siapa, semalam berbuat apa? Bukan itu, intinya nama dan asal kampus serta
tanda tangan. Setelahnya setiap peserta dikasih tas ajaib yang didalamnya ada
notebook, pena, dan co card. Tak sempat istirahat karena semua peserta harus
segera ke pendopo untuk ikut acara pembukaan. Berangkat dari penginapan ke
pendopo yang lumayan jauh aku tak dapat tebengan, maklum teman-teman ada yang
bawa motor. Ya aku jalan saja ke pendopo, kalo ndak salah. aku, febri dan septi
juga jalan. Ah, tapi ndak usah mikirin mereka berdua lah, toh septi sudah punya
pacar dan febri juga??loh???. ah sudah lah, Fokus untuk jalan kaki supaya tidak
capek dan berkeringat lebih penting, nah, yang keren setengah pingsan itu, di
depan kami anak-anak berjilbab ini kayak rombongan power ranger yang mau
menyerang baja hitam??gak nyambung ya?? Memang iya. Maksudku gadis-gadis
berjilbab di depanku itu sungguh menggoda hati, membuatku belajar statistic
lagi, mengurutkan kecantikannnya dari yang paling wow ke yang paling wew.
Selanjutnya menafsirkan apakah yang tercantik itu sudah punya kekasih atau
belum, apakah gadis yang tertawanya paling kuat itu sudah minum obat penenang atau
belum?.
Selangkah, dua langkah, tiga langkah, empat langkah, sampai
aku capek melangkah, sampai juga di pendopo. Seneng deh, begitu naik tangga aku
melihat tumpukan nasi kotak main mata denganku.
“hai, nasi kotak, aku padamuuu” begitulah kira-kira dalam
hatiku.
Aku langsung naik, melepas sepatu, kaos kakiku kok jadi
budukan ya? ah ini efek photosop barangkali, masalahnya tadi dari rumah masih
putih warnanya. Di atas, anak-anak
I.YA.I.EN pada ngrumpi, mengamat-amati anak-anak UNBARI yang kelihatan
tua sebelum waktunya. Kalian salah fikir dik, kami anak unbari memang sudah tua
semesternya, gak liat apa jidat kami kedut-kedut mikir skripsi. Lupakan
skripsi, paranoid mendengarnya.
Acara lalu menjadi ini itu, la la la la, ye ye ye, dan muncullah
orang-orang yang tampaknya dukun-dukun percandian. Siapa lagi kalo bukan
orang-orang BPCB. Mereka tampak keren dengan style ala petualangnya, Pokoknya
keren. Setelahnya, seluruh peserta field school dibagi menjadi beberapa kelompok
untuk memudahkan pembagian jatah Beras. Maksudnya biar mudah buat tugas
kelompoknya. Dalam pembagian kelompok, aku disebut pertama kali oleh mbak Novi.
“fatkur rahman”
“hadir”
“jawabnya bukan hadir
fatkur, tapi sebut nomornya ya”
“iya mbak maaf”
“saya ulangi, fatkur rahman”
“iya mbak”
“iya, nomornya kamu itu sebutkan”
“085789310910”
“bukan nomor HP fatkur, tapi nomor urut”
“saya ulangi skali lagi, fatkur rahman”
“satu”
“fatkur rahman”
“kenapa lagi mbak?”
“kopi buatanmu, numero uno”
Menghitung selesai sampai nomor empat puluh, semua dapat
kelompok. Lalu peserta digabung menurut kelompoknya. Kelompok satu terdiri dari
yang punya nomor satu. Setelah ngumpul,
kenalan satu- satu, saling kenal satu dengan satunya. Satu ketuhanan yang maha
esa, dua kemanusiaan yang adil dan beradab, tiga, teruskan dewek. Lalu
terjadilah hal seperti biasanya. Setiap disuruh milih ketua mengapa orang-orang
slalu memilihku menjadi ketua? Adakah aku terlalu tua? Ataukah aku terlalu
jelek untuk jadi anggota? Ataukah aku terlalu mudah jatuh cinta? Dak nyambung.
Masalahnya, dari aku SD, SMP, SMA, Kuliah, ketua itu selalu aku, (Sombongnye ai). Setelah ketua terpilih,
lalu memilih wakil ketua, sekretaris, bendahara, seksi kebersihan, seksi
keamaan, seksi olahraga, seksi agama, semuanya terbentuk sekarang Waktunya
makan siang.
Makan siang pertama ini kesannya kayak malam pertama,
walaupun aku belum pernah malam pertama, tapi ya, barangkali kurang lebih lah.
Banyak yang malu-malu. Tapi begitu melihat paha dan dada, aih, sudah ndak
tertahan nafsunya (paha dan dada ayam,
nafsunya nafsu makan). pada saat makan, ada yang ngunyah makanannya
pelan-pelan kayak pengantin baru, ada yang makannya ngebut kayak kena gizi buruk
sebelumnya, ada yang ndak bisa makan telur, ada yang ndak suka rendang, ada
yang ndak suka sambal, ada yang ndak suka jengkol, ada yang ndak suka nasi, ada
yang ndak suka makan, ada yang meninggal karena ndak suka makan.
Komentar
Posting Komentar