melukis rindu
Perasaan itu tumbuh ketika aku mulai melupakan segala tentang
cinta. Setelah jauh berhari-hari kunikmati tanpa perasaan cemburu, kini aku
mulai merasakannya. Adakah aku sedang jatuh cinta? Sepertinya belum. Bagaimana
mungkin gadis impian itu datang dengan bentuk yang jauh sempurna daripada aku.
Aku tak mampu menanggung perasan ini. Aku masih terlalu kecil untuk memikirkan
persoalan semacam itu. Masih jauh dalam ingatanku tentang seorang bujang yang
menyukai gadis, yang disetiap harinya dilanda kerinduan, kecemburuan karena
sayangnya? Aku belum mampu untuk itu. Lalu mengapa sekarang ia muncul menggelitk
setiap syaraf otakku? Mengusik setiap malamku, menggambarkan dalam cerminku.
Rasanya itu mustahil bagiku marasakan cinta kepada seorang gadis. Bagaimanapun
aku masih takut untuk bercinta lagi.
Mengapa aku takut akan
perbedaan ini?Tidakkah semua itu dipertemukan dalam perbedaan yang saling
mengisi?
Aku sadar bahwa mentari
esok akan tetap muncul dari langit yang sama. Aku juga sadar akan perputaran
jarum jam kearah yang sama. Tapi bukankah aku tak pernah tahu apa yang terjadi
sedetik kemudian setelah ini? Kini aku melewatinya dan Ya, sepertinya inilah
pengertian cinta di diriku.
Semua tampak indah
melewati pegunungan, lembah-lembah kesunyian yang terisi oleh gemercik air
cinta. Mengalir deras melewati sungai terhulu dari hati ini.
Kemana akan kau bawa
cinta pergi? Terlalu jauh kau biarkan hatiku menerima percintaan ini. Telah
penuh hatiku akan kisah-kisah yang terbutakan cinta. Semua menyesakkan.
Menyedihkan. Tak ada yang lebih indah dari kata bercinta itu.
Aku jatuh cinta dalam
posisi tegak berdiri termanggu dibawah teriknya panas matahari siang ini. Aku
cinta kamu. Now and forever..
Komentar
Posting Komentar