Diriku Versiku
Pagi itu jam tujuh tigapuluh ketika aku melihatnya melewatiku tanpa tolehan. Udara yang sejuk tak sebanding dengan cahaya matahari yang mulai meninggi. Ia tersenyum, namun Senyumnya tak jelas untuk siapa, ia hanya menunduk dan berjalan lurus. Entah apa isi hatinya. Barangkali melihatku adalah hal yang menakutkan baginya, atau apalah. Sebenarnya aku juga merasakan yang sama. Menatapnya adalah hal istimewa, entah mengapa aku juga tak tahu, barangkali ini adalah hasil kesimpulanku atas sebuah pertanda. Tanda cinta? Entahlah. Sisi menariknya adalah ketika didekatnya aku menantikan sebuah konklusi dari cerita yang tertulis bersamanya. mungkinkah ia potongan tulang rusukku?? Anehnya jodoh adalah sesuatu hal yang rumit. Bukan ketentuannya, Tapi prosesnya. Bukankah banyak orang telah kutemui baik dari masa lalu maupun masa sekarang. Namun tak ada yang pernah tahu apakah orang-orang dari masa lalu atau bahkan orang-orang saat ini diantara mereka ada seorang jodoh. Ataukah masih